Kamis, 16 Maret 2017

Kehidupan Masyarakat Zaman PraAksara



1. Masa hidup berburu dan mengumpulkan makanan, dengan ciri-ciri antara lain.

  • Alat kehidupan manusia pada saat itu berupa kapak perimbas (sejenis kapak yang digenggam, tidak bertangkai dan berbentuk masif), alat serpih, dan alat tulang.
  • Hidup berkelompok-kelompok yang tersusun dari keluarga-keluarga kecil.
  • Telah berkembang seni lukis yang dibuat pada dindingdinding gua, seperti di gua Leang-leang, Sulawesi Selatan.
  • Belum melakukan kegiatan penguburan mayat.
  • Telah ditemukan teknologi sederhana untuk mendatangkan api.
  • Bahasa sebagai alat komunikasi mulai terbentuk melalui kata-kata dan tanda-tanda dengan gerakan badan.
  • Bertempat tinggal secara tidak tetap di dalam gua-gua alam, di tepi sungai, dan tepi pantai.
  • Kelompok manusia purba di pinggir pantai di antaranya meninggalkan kjokkenmodinger (kebudayaan sampah dapur).

2. Masa bercocok tanam dan beternak, dengan ciri-ciri antara lain.

  • Alat-alat batu yang digunakan umumnya sudah diupam hingga halus. Alat batu yang digunakan berupa kapak persegi, kapak lonjong, alat-alat obsidian, dan mata panah.
  • Masyarakat mulai menunjukkan tanda-tanda menetap di suatu tempat.
  • Telah terbentuk desa-desa kecil semacam pedukuhan.
  • Kegiatan bercocok tanam telah menghasilkan keladi, sukun, pisang, durian, manggis, rambutan, duku, salak dan sebagainya.
  • Mengenal sistem barter (tukar menukar barang dengan barang).
  • Perahu bercadik dan rakit banyak digunakan sebagai sarana lalu lintas air.
  • Alat komunikasi berupa bahasa dianggap sangat penting.
  • Tumbuh kepercayaan animisme (pemujaan terhadap roh nenek moyang) dan dinamisme (kepercayaan terhadap benda-benda yang mempunyai kekuatan gaib).

3. Masa Megalithikum (zaman batu besar), dengan peninggalan-peninggalan seperti berikut ini.

  • Dolmen, yaitu bangunan seperti meja dari batu berkaki menhir yang digunakan untuk pelinggih roh atau tempat sesajian.
  • Menhir, yaitu sebuah tugu batu yang diletakkan dengan sengaja di suatu tempat untuk memperingati orang mati.
  • Sarkofagus, adalah bangunan peti mati yang bentuknya seperti lesung.
  • Peti kubur batu, yaitu peti mayat yang dibentuk dari enam papan batu, terdiri dari dua sisi panjang, dua sisi lebar, sebuah lantai, dan sebuah penutup besi.
  • Punden berundak, yaitu bangunan berupa batu yang berundak-undak, yang biasanya terdiri dari tujuh dataran (undak), digunakan untuk kegiatan pemujaan terhadap arwah nenek moyang.
  • Waruga, yaitu kubur batu yang berbentuk kubus atau bulat.
  • Arca-arca megalitik, berupa arca-arca yang menggambarkan manusia atau binatang, seperti gajah, harimau, kerbau, harimau, monyet dalam ukuran yang besar.

4. Masa Perundagian (masa kemahiran teknik), dengan peninggalan-peninggalan seperti berikut ini.

  • Nekara, yaitu semacam tambur besar dari perunggu yang berpinggang di bagian tengahnya dan sisi atasnya tertutup; dipercayai sebagai bagian bulan yang jatuh dari langit, dan sering digunakan untuk upacara mendatangkan hujan.
  • Moko, yaitu benda semacam nekara yang lebih ramping yang terdapat di Pulau Alor yang digunakan sebagai benda pusaka atau sebagai mas kawin.
  • Kapak perunggu, disebut juga kapak sepatu atau kapak corong. Bentuk kapak berupa pahat, jantung, atau tembilang.
  • Bejana perunggu, yaitu sebuah benda yang bentuknya mirip gitar Spanyol.
  • Arca-arca perunggu, dengan bentuk arca orang yang sedang menari, berdiri, naik kuda, atau orang yang sedang memegang panah.
  • Berbagai macam perhiasan, seperti gelang tangan, gelang kaki, cincin, kalung, dan bandul/kalung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar